III. REPTILIA (Melata)
- Caretta caretta Penyu tempayan
- Chitra indica Labi-labi besar
- Chlamydosaurus kingii Soa payung
- Crocodylus novaeguineae Buaya air tawar Irian
- Crocodylus porosus Buaya muara
- Dermochelys coriacea Penyu belimbing
- Hydrasaurus amboinensis Soa-soa, Biawak Ambon, Biawak pohon
- Python molurus Sanca bodo
- Phyton timorensis Sanca Timor
- Tiliqua gigas Kadal Panan
- Tomistoma schlegelii Senyulong, Buaya sapit
- Varanus borneensis Biawak Kalimantan

Panjang | : 70-100cm |
Reproduksi | : Ovipar |
Habitat | : Air |
Status | : Terancam |
Lokasi | : Perairan tropis, subtropis dan iklim sedang |
Dibandingkan kebanyakan penyu laut lain, penyu tempayan memiliki kepala besar dan rahang kuat. Ini memungkinkanya menghancurkan kepiting, lobster, dan mangsa bertubuh keras lainya. Diperairan terbuka, mereka biasanya mengambang dekat permukaan. Mereka bertahan dekat dasar di estuari dan teluk, dan hanya naik kepermukaan untuk bernapas. Penyu tempayan berkembang biak hanya setiap 2 tahun atau lebih lama, dan bertelur hingga 5 kali, setiap kali sekitar 100 butir.
2.Labi-Labi Hutan
Labi-labi hutan (Dogania subplana) adalah sejenis kura-kura anggota suku Trionychidae. Umum juga mengenalnya sebagai bulus, karena bentuk tubuh keduanya memang bermiripan. Dalam bahasa Inggris disebut sebagai Forest Soft-shelled Turtle atau Malayan Soft-shelled Turtle, merujuk pada tempurungnya yang terlapis kulit lunak.
Di akuarium
Labi-labi yang berukuran sedang, jarang besar, paling-paling hanya sekitar 250-400 mm. Perisai berbentuk jorong atau memanjang, pipih datar. Warna punggungnya abu-abu kehitaman, kecoklatan atau kemerahan; dengan pola atau bintik-bintik halus. Sebuah garis lebar coklat tua terdapat di wilayah vertebral, memanjang dari depan ke belakang. Kadang-kadang terdapat empat bercak yang tersusun berpasangan di tengah punggung.[1]
Umumnya ditemukan di sungai-sungai kecil dengan naungan, terutama di dalam hutan[1]. Hewan ini biasanya bersifat nokturnal, di siang hari lebih banyak bersembunyi dalam lumpur.
3.Soa Payung
Soa Payung (chlamydosaurus kingii) Caresheet
Nama Lain: Frilled Dragon
Nama Latin: Chlamydosaurus kingii
Merupakan kadal yang berukuran relatif besar, dapat mencapai ukuran sampai sekitar 90 cm. Dapat berlari di atas dua kakinya. Habitat aslinya adalah di Australia dan Papua Nugini. Bersifat arboreal yang berarti menghabiskan waktu sebagian besar di atas pohon, dan hanya turun jika sedang mencari makan atau ketika sedang mempertahankan daerah tritorialnya. Kadal jantan umumnya lebih panjang daripada kadal betina, berkembang biak pada musim hujan, yaitu pada bulan September sampai Oktober. Pejantan akan saling bersaing, mengembangkan payung dan saling menggigit untuk mendapatkan perhatian betina. Masa bertelur pada bulan November sampai FebruariTelur diletakkan di sarang 5-20 cm di bawah tanah, dan biasanya di daerah cerah. Inkubasi membutuhkan dua sampai tiga bulan. Jenis kelamin ditentukan berdasarkan tingkat suhu , pada suhu tinggi maka bayi yang akan menetas adalah betina, dan suhu menengah (29 sampai 35 ° C) menghasilkan jumlah yang sama jantan dan betina.
Nama Latin: Chlamydosaurus kingii
Merupakan kadal yang berukuran relatif besar, dapat mencapai ukuran sampai sekitar 90 cm. Dapat berlari di atas dua kakinya. Habitat aslinya adalah di Australia dan Papua Nugini. Bersifat arboreal yang berarti menghabiskan waktu sebagian besar di atas pohon, dan hanya turun jika sedang mencari makan atau ketika sedang mempertahankan daerah tritorialnya. Kadal jantan umumnya lebih panjang daripada kadal betina, berkembang biak pada musim hujan, yaitu pada bulan September sampai Oktober. Pejantan akan saling bersaing, mengembangkan payung dan saling menggigit untuk mendapatkan perhatian betina. Masa bertelur pada bulan November sampai FebruariTelur diletakkan di sarang 5-20 cm di bawah tanah, dan biasanya di daerah cerah. Inkubasi membutuhkan dua sampai tiga bulan. Jenis kelamin ditentukan berdasarkan tingkat suhu , pada suhu tinggi maka bayi yang akan menetas adalah betina, dan suhu menengah (29 sampai 35 ° C) menghasilkan jumlah yang sama jantan dan betina.
4.Buaya Muara
Buaya muara atau buaya bekatak (Crocodylus porosus) adalah sejenis buaya yang terutama hidup di sungai-sungai dan di laut dekat muara. Daerah penyebarannya dapat ditemukan di seluruh perairan Indonesia. Moncong spesies ini cukup lebar dan tidak punya sisik lebar pada tengkuknya. Sedang panjang tubuh termasuk ekor bisa mencapai 12 meter seperti yang pernah ditemukan di Sangatta, Kalimantan Timur.Buaya muara dikenal sebagai buaya terbesar di dunia, jauh lebih besar dari Buaya Nil (Crocodylus niloticus) dan Alligator Amerika (Alligator mississipiensis). Penyebarannya pun juga "terluas" di dunia; buaya muara memiliki wilayah perantauan mulai dari perairan Teluk Benggala (Sri Lanka, Bangladesh, India) hingga perairan Polinesia (Kepulauan Fiji dan Vanuatu). Sedangkan habitat favorit untuk mereka adalah perairan Indonesia dan Australia.
Buaya muara mampu melompat keluar dari air untuk menyerang mangsanya. Bahkan bilamana kedalaman air melebihi panjang tubuhnya, buaya muara mampu melompat serta menerkam secara vertikal mencapai ketinggian yang sama dengan panjang tubuhnya. Buaya muara menyukai air payau/asin, oleh sebab itu pula bangsa Australia menamakannya saltwater crocodile (buaya air asin).Selain terbesar dan terpanjang, Buaya Muara terkenal juga sebagai jenis buaya terganas di dunia
5.Buaya Air tawar Irian
Buaya Irian (Crocodylus novaeguineae) adalah salah satu spesies buaya yang ditemukan menyebar di perairan tawar pedalaman pulau Irian (Papua). Bentuk umum jenis ini mirip dengan buaya muara (C. porosus), namun lebih kecil dan warna kulitnya lebih gelap.
Panjang tubuhnya sampai sekitar 3,35 m pada yang jantan, sedangkan yang betina hingga sekitar 2,65 m. Buaya ini memiliki sisik-sisik yang relatif lebih besar daripada buaya lainnya apabila disandingkan. Di bagian belakang kepala terdapat 4–7 sisik lebar (post-occipital scutes) yang tersusun berderet melintang, terpisah agak jauh di kanan-kiri garis tengah tengkuk. Sisik-sisik besar di punggungnya (dorsal scutes) tersusun dalam 8–11 lajur dan 11–18 deret dari depan ke belakang tubuh. Sisik-sisik perutnya dalam 23–28 deret (rata-rata 25 deret) dari depan ke belakang.

Panjang | : 1.3-1.8m |
Reproduksi | : Ovipar |
Habitat | : Air |
Status | : Sangat terancam |
Lokasi | : Perairan tropis, Subtropis dan iklim sedang |
Dengan berat hingga 800 kg, penyu belimbing adalah yang terbesar diantara penyu laut, dan salah satu pengarung lautan terbesar di dunia hewan. Penyu belimbing yang telah ditandai diketahui melintasi samudra atlantik. Penyu ini berkelana ke perairan dingin di garis lintang tinggi karena kemampuan terbatas untuk menhasilkan panas tubuh sendiri. Secara fisik, mereka berbeda dari penyu laut lain, tidak hanya dari segi ukuran, tapi juga karena memilki cangkang pipih berkulit dan sirip tanpa cakar. Mereka terutama memakan ubur ubur. Di tenggorokan terdapat semacam duri guna mencegah lolos nya mangsa licin. Selain biasa makan di dekat permukaan air, mereka dapat menyelam hingga kedalaman 400m, bahkan sampai 1000m dengan menahan napas hingga setengah jam. Meski biasa ditemukan dilautan terbuka, penyu belimbing berkumpul di dekat pantai selama berkembang biak. Saat itu, jantan berebut betina yang tiba untuk bertelur. Sama seperti penyu laut yang lain, betina memiliki naluri pulang (homing) yang kuat, menuntun mereka kebagian pantai tertentu. Betina kemudian meletakan telur pada malam gelap tak berbulan agar tidak terlihat. Cangkang anak penyu yang baru menetas tertutup oleh sisik kecil berkilauan, yang akan segera menghilang.
Biawak Pohon
Biawak Pohon Biru (Varanus Macraei) adalah jenis Biawak yang hampir sebagian waktunya dihabiskan di atas pohon. Mereka memiliki panjang ekor 2/3 panjang tubuhnya dengan 5 jari-jari yang kurus dan panjang sehingga memudahkan mereka untuk berjalan diatas ranting-ranting pohon. Habitat alami mereka adalah di hutan tropis wilayah kepulauan Papua. Biawak Pohon Biru memakan serangga-serangga berukuran kecil ang hidup di pohon dan terkadang mereka juga memakan beberapa jenis buah-buahan.
Biawak jantan memiliki ukuran yang lebih panjang dari betina. Jumlah telur yang dikeluarkan betina setiap kali bertelur antara 3-6 butir, dan telur akan di inkubasi di serasahan daun-daunan atau timbunan tanah dan akan menetas dalam kurun waktu 150 hari.
Ular ini memangsa berbagai vertebrata, namun paling besar adalah babi atau rusa tutul. Sebagaimana jenis sanca lainnya, sanca bodo bertelur dan betinanya "mengerami". Akibat perburuan dan perusakan habitat, sanca bodo oleh IUCN dimasukkan sebagai spesies "hampir terancam".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar